Fajar Cinta

Agustus Bercinta__

Bagai setasbih kata kata mutiara, fajar masih merenda sinaran mentari, memintal dedaunan dalam bulir-bulir embun.  Udara Agustus masih wangi uap subuh, temaram masih menyisakan malam yang belum puas menutup semesta. Pepohonan delima sesekali bergoyang, daun-daun muda berkali-kali menggeliat. Di ujung-ujung ranting bunga, kupu-kupu mengepak sayap indah dan hinggap tiada lelah menambang lelesan madu yang mumbul bersama kembang-kembang menguncup. Seperti negeri mimpi!

Pagi  berdendangkan tawa baru. Dari balik rerimbun bambu, suara bayi cekikikan sayup-sayup datang. Mungkin ia sedang menyusu, mungkin ia sedang main air mandiannya. Desingan kinjang-kinjang yang ramai bergegas kian menambah indah geliat fajar. Bayi dan mahluk-mahluk mungil, bersama mereka meniup kebahagiaan ke dalam aliran udara. Seperti lantunan kata kata cinta.

Entah apa yang mengusik tidur tetapi aku sudah bangun meski dengan sungut-sungut. Aku duduk lesu di atas tempat tidur, terkantuk-kantuk dalam pelukan dingin yang menyelusup lewat sela-sela dinding rajutan bambu. Aku coba mengingat apa gerangan mimpi semalam sekadar mengalihkan perhatian dari perasaan dongkol. Seperti bayang-bayang, seperti liukan batang delima yang menghamburkan wangi kuntum sepagian, aku hanya merasa bermimpi tetapi tidak mampu mengingat dengan jernih. Apa perlu buku mimpi?

Aku geleng-gelengkan kepala biar sadar sepenuhnya. Aku turun perlahan dari tempat tidur nyaris tanpa suara seakan takut mengganggu kebahagian yang kudengat lapat-lapat sejak tadi. Aku masih dongkol. Dan hati mengdongkol ini yang kubawa ke dalam udara pagi yang seakan tidak peduli bahwa ada seseorang yang merasa terganggu tidurnya. Bahkan ia tidak mampu mengingat mimpi sendiri! Bagaimana ia mau tafsir mimpi bila begini adanya?

Tepat sebelum kakiku melangkah ke luar pintu, aku sadar mataku belum beres terbuka. Ada banyak kotoran di situ. Kuraup bawah kaosku, dan kupakai untuk menyeka ke dua mata. Sayang tidak sempurna membantu, malah penglihatan terasa agak berbayang. Dengan kesal aku berbalik menuju kamar mandi. Aku ambil segayung air dan mulai membilas wajah.

Terkejut aku ternyata dinginnya air justru membawa nyaman di kulit wajahku. Dingin memang namun tidak menyiksa. Aku ambil lagi segayung untuk membilas. Kali ini dengan lebih sabar dan lembut, tidak seperti tadi yang bagai hendak berperang. Dan tengok, perlahan bagian demi bagian mimpi mendatangi. Aku mulai ingat, aku mulai bisa menyusun cerita dalam tidur semalam. Seperti juga bayi, bambu, mahluk-mahluk mungil dan liukan indah delima, berkas-berkas mimpi mulai menyatu dalam kesadaranku.

Aku merasa takjub. Pertama kali dalam hidupku, aku merasa sensasi seperti ini. Atau sebenarnya cukup sering kualami tetapi tidak mendapat perhatian cukup dariku. Bayangkan itu, hanya beberapa gayung air dan sebuah wajah terbilas, hanya dua hal ini saja sudah cukup membangkitkan pengalaman yang luar biasa ini. Aku tahu bayi sebelah rumah itu pasti cekikikan setiap pagi. Kadang malahan menangis sekeras-kerasnya. Aku tahu kabut fajar sudah turun di subuh-subuh dan dingin bisa membuat gigi gemeretak. Aku tahu kalau kinjang, kupu-kupu, bambu dan delima yang genit digelitik sang bayu. Namun aku justru baru tahu bahwa setiap hal ini membentuk tenunan yang membumbulkan nyaman dan bahagia.

Aih, mengapa aku lalai dengan indah seperti ini?

Ke mana saja aku selama ini?

Aku ke luar, aku ingin langsung bertanya pada mereka.  Aku berdiri mengasokan kantuk, menyentuh geliat fajar yang menyusuri dedaunan bambu dan lekak-lekuk batang delima.

Aku liat buah-buah delima ranum, seperti bola-bola tasbih membisikan kata kata mutiara, ramai bersisian…merekah dalam bulatan-bulatan sempurna...memerah delima dengan rona memikat. Ada tetes embun enggan turun dari situ.

Tersenyum aku pada indah anugerah fajar ini. Belum pernah aku bersyukur sedalam ini. Ada kata kata cinta paling memikat. Ada untaian kata kata bijak paling memesona. Aku tidak mau kehilangan ini.

Aku tenun, aku pintal semuanya dalam memori. Dan perlahan senyumku turut merekah...lembut penuh sayang menyapa dengan syukur. Selamat datang CINTA …

Salam hangat,

Subscribe to receive free email updates:

7 Responses to "Fajar Cinta"

  1. Cantik sekali menggambarkan cinta hehe....belum pernah membaca yagn seperti ini, seperti dokter cinta saja,,, nyasra bingits.

    Terima kasih ya, artikel ini membantu sekali untuk melihat bahwa cinta tidak sebatas rasa suka...dalam bingits, sangat spiritual...trims ya.

    Oya, kalau kami hendak mengadakan training, apa boleh menghubungi masa Rudy? Tadi sempat baca kalau mas Rudy juga memberi training atau seminar gitu ya...Makasih ya.

    ReplyDelete
  2. Selamat pagi, untuk pelatihan, sila kontak aku secara langsung di WA/Nope: 082-135-424-879 atau BB: 5983-F7-D3.

    Saya memberi pelatihan Pengelolaan Masa Lalu sebagai dalam kaitannya dengan proses terapi, self-therapy, motivasi, dinamika kelompok, group building, pengembangan diri, peningkatan daya pikir dan kehidupan afektif, leadership, bisnis, menulis, dan seterusnya. Tentu saja, saya juga memberi berbagai pelatihan lainnya sejauh dalam wilayah kapasitas dan kompetensi saya.

    Saya juga memberi pelatihan yang mengintegrasikan proses coaching dan SDM.

    Mangga nggih. Nuwun.

    ReplyDelete
  3. Terima kasih atas atensi dan apresiasinya. Saya hanya mencoba mengenali mengapa kita manusia mencintai, apa alasan-alasan terdalamnya. Jaman ini, ketika selingkuh atau pertengkaran dalam hubungan begitu mudah karena rasa tidak puas terhadap pasangan, cinta dalam bahaya menjadi begitu dangkal.

    Saya pikir, media sosial juga sangat berpengaruh dalam mengenalkan, mendalamkan atau malah merosotkan harga dan makna pengalaman cinta ini.

    Untuk pelatihan, tentunya dengan senang hati ya.Sila lansung saja ya (082-135-424-879/WA atau 5983-F7-D3/BB)

    Nuwun nggih :)

    ReplyDelete
  4. Hmm...tulisan yg dikemas indah Bung Rudy mengajak kita utk memaknai cinta sembari meresapi karuniaNya..

    ReplyDelete
  5. Makasih ya apresiasinya, betul sekali...seringkali kita melupakan hal paling mendasar ini bahwa tindakan mencintai mengalir dari pengalaman syukur akan kasih Tuhan. Bagus sekali perumusannya, deeply grateful nggih :)

    ReplyDelete
  6. Mengajarkan kita merubah perspektif tentang cinta,...tulisan yg bagus Mas. Btw suka beri training ya..wah bisa dipertimbangkan nih...he he insyaalloh nanti sy WA mas mau nanya harga e tarif..kalo disini gak enak soalnya...he he

    ReplyDelete
  7. Nggih mbak Nining, makasih ya. Sekali lagi,komentarnya menambah perspektif dan memperkuat tulisan ini. Cinta datang dalam dan mengambil banyak bentuk, mengalir dari dan ke mana-mana...

    Sedikit mengulang di respon saya di komen lainnya, ini juga ada kaitan erat dengan proses menelurkan ide-ide secara kreatif, berpikir menggunakan berbagai daya mental dan indrawi kita serta tehnik menulis. Semua ini bisa dipelajari dengan hasil berbanding lurus dengan tingkat ketekunan hehe...

    Hal-hal ini aku beberkan dalam training menulis.

    Oyah, saya juga memberi berbagai training lainnyautuhan seperti Mengelola Masa Lalu yang bida diaplikasikan ke dalam berbagai kebutuhan konkret seperti buat pengembangan diri, mengatasi mental blocks, meningkatkan kapasitas berpikir-merasa-bertindak, meningkatkan ketrampilan menulis,group building,personal branding, business dan lain-lain.

    Maaf nggih,ijin kasih info ya, bila mmbutuhkan dan berkenan mengundang ataupun mungkin ada teman yang membutuhkan info training/workshop menulis, aku bisa dihubungi di Call/WA: 082-135-424-879 atau BB: 5983-F7-D3.

    Makasih mbak Nining :)

    ReplyDelete