Kata Kata Cinta Asmara

"Menuai Pengalaman Kehilangan merupakan kunci terpenting dalam hidup seseorang"

Semasa hidupnya, setiap orang ditakdirkan mengalami kehilangan, minimal dua kali, saat ayah dan bunda meninggal. Setiap orang juga ditakdirkan mengakibatkan kehilangan, minimal sekali, saat ia meninggal untuk meninggalkan dunia. Kehilangan rupanya amanat langit.

Sejenak kita masuk ke dalam tradisi Buddhisme ribuan tahun lampau. Seorang ibu, Kisah Gotami, larut dalam kesedihan kehilangan sang putra, mutiara cinta dalam hidupnya. Ia menolak mengebumikan jenazah. Ia menggendong tubuh mati putranya dari rumah ke rumah, mengetuk setiap pintu meminta obat. Tapi hanya kata kata bijak yang ia dapatkan.

Orang-orang kasihan dengannya, ia bagai perempuan hilang ingatan. Lalu seseorang menganjurkannya bertemu Sidharta Gautama, sang Buddha, sang sumber kata kata cinta supaya anaknya diloloskan dari kematian. Budhha berkenan dan meminta segenggam biji wijen yang harus dari rumah yang tidak pernah mengalami seorang pun meninggal.

Kisah Gotami mengetuk pintu ke pintu dengan girangnya. Apa dikata, wijen berlimpah tetapi tiada rumah yang lolos dari pengalaman meninggal. Malahan orang-orang enggan bicara kematian. Mereka enggan teringat orang-orang tercinta bahkan bilapun mereka mampu mengatakannya dengan kata kata cinta terbaik.

Gelisah dan putus asa, duduklah Kisah Gotami di pinggir jalan sambil menatap lampu-lampu yang berkelap-kelip tiada hentinya. Perlahan namun pasti, kegelapan akhirnya menyelimuti seisi kota. Dia merenungkan nasib manusia, betapa hidup dan kemudian meninggal. Timbul dalam hatinya: “Sungguh kesedihan membangkitkan egosime dalam hatiku! Kematian adalah lumrah bagi semua orang; namun dalam lembah kesepian ini, ada jalan yang membimbing dia yang telah menanggalkan segala egosentrisme menuju keabadiaan”.

Kisah Gotami, bagian dari buku ‘Buddhisme Untuk Pemula’ yang saya terjemahkan belasan tahun lalu dari Inggris ke bahasa Indonesia ini, penuh pembelajaran hingga hari ini. Manakala hidup kian kompleks dan serba cepat, pengalaman kehilangan oleh kematian bisa begitu mencekam. Banyak masalah emosional dipicu oleh trauma kehilangan ini. Sungguh mahal biaya obat-obatan dan terapi, khususnya bagi sebagian orang yang sulit keluar dari trauma ini. Dan Kisah Gotami melambai supaya kita berani belajar dari padanya.

Belajar, itu yang aku perbincangkan beberapa minggu lalu dengan Magdalena Sitorus, KOMNAS Perempuan, istri dari mantan Sekjen KOMNAS HAM, almarhum Asmara Nababan. Judulnya 'akhirnya ketemu juga' karena sebelumnya kami komunikasi via email dan telpon. Kami bisa bertelponan lama-lama meski belum pernah lihat wajah, semata dihubungkan oleh Nur Imroatus, Manajer Penerbit Jalasutra, Yogyakarta, perempuan cerdas sahabat kami.

Awalnya terkait profesi lain yang saya tekuni sebagai penerjemah bahasa Inggris. Buku kekasih Asmara ini, "Semua Ada Waktunya", terbitan Jalasutra, diikutsertakan dalam Franfurt Fair 2015, Jerman, sebuah pameran-transaksi buku kelas dunia. Aku dipercaya untuk menerjemahkan bahasa Inggris dari beberapa halaman pertama (bahasa Indonesia ke bahasa Inggris) untuk dikumpulkan pada pihak panitia Indonesia.

kata bijak motivasi singkat cinta kehidupan mutiara islami mario teguh sabar dalam kisah nyata
Penulis bersama Ibu Magdalena
Semua Ada Waktunya adalah 'Surat-Surat untuk Asmara' (sang Suami), torehan cinta dalam buku harian untuk terus jalin komunikasi. Di dalamnya, kita memasuki ruang batin Ibu Magdalena mulai sejak Asmara sakit di Jakarta, perjalanan ke Guangzhou, Cina, hingga penguburannya di Jakarta.

Kita akan merasakan kata kata cinta seorang istri dalam kepedihannya harus terbang dua kali bersama sang suami, yang pertama duduk berdampingan, menonton film berbagi headphones, yang kedua duduk sendiri terpisah dari Asmara-nya yang harus berbaring dalam peti mati, ditempatkan di bagian barang bawaan. Kita harus siap pula mendengar rintihan Asmara yang tegar menahan sakit dan kata-kata cinta penghiburan seorang istri yang kadang hanya bisa diungkap dalam tatapan mata terhadap suaminya. Saat menerjemahkan, aku sampai larut ke dalam hangat cinta kasih dua manusia (unggul) Indonesia ini.

Menulis 'Semua Ada Waktunya' merefleksikan ketegaran sekaligus perayaan pengalaman kehilangan dalam kehidupan. Sebuah masa berkabung yang diusaikan dengan afirmasi terhadap hidup yang membutuhkan pengorbanan paripurna ketika seseorang harus merelakan kepergian Asmara-nya. Waktu milik Tuhan semata, Ia memberi kehidupan waktu tetapi kehidupan tidak bisa memilikinya. Inilah rahasia belajar dalam proses pelepasan keterikatan emosional, sesuatu yang menjadi kunci penerimaan realitas kematian.

Pengalaman kehilangan adalah jalan pencerahan, meskipun ia sakit, tetapi melegakan ketika kita paham bahwa setiap mahluk akan melewati fase meninggal sebelum memasuki kehidupan lainnya. Bila kematian anaknya membuat Kisah Gotami dalam tradisi Buddhisme di atas berani mengubah seluruh orientasi hidupnya, kematian Asmara membuat Magdalena Sitorus berani memasuki kecerdasan baru, menulis, yang sebelumnya tidak terbayangkan. Dan semuanya dimulai dalam buku harian sebagai ekspresi cinta.

Itu dia! Menulis untuk menjalin komunikasi, untuk memelihara hidup bersama Asmara secara kreatif dan bermakna. Dalam proses tidak mudah ini, apa yang tadinya untuk dirinya kemudian berubah menjadi sumbangsih pada sesama, sebagai penulis. Inilah yang luar biasa. Inilah sikap afirmatif Magdalena Sitorus terhadap pengalaman kehilangan itu sendiri. Dan itu mengubah meninggal menjadi proses belajar bagi banyak orang.

Tulisan ini tidak mengatakan bahwa trauma kehilangan adalah tanda kelemahan. Pengalaman kehilangan adalah realitas kehidupan. Kehilangan tetap merupakan pengalaman tidak mudah bagi manusia. Tetapi ia mengandung ‘energi kehidupan jenis lain’ yang dasyat.

Pengalaman Magdalena Sitorus mengajarkan pada kita bahwa kehilangan bisa berarti serangkaian karya yang menyentuh kemanusian. Praktis sudah lima buku digoretkan beliau, setiap buku yang dimulai dari buku harian tersebut adalah setahun peringatan kepergian Asmara-nya. Setelah lewati usia paru baya.

Sungguh, pengalaman kehilangan memberi alasan terbaik untuk menuai kehidupan.

Kehilangan adalah kata kata cinta Asmara!

Jual Tenun & Batik Rose'S Papua
kata bijak kehidupan sabar motivasi islami singkat Mario teguh dalam kisah nyata


Pemesanan:

082-135-424-879/LINE
5983-F7-D3/BB
Inbox Rudy Ronald Sianturi 

Subscribe to receive free email updates:

3 Responses to "Kata Kata Cinta Asmara"

  1. Artikelnya keren! Jadi bisa memaknai arti kehilangan. Sebagai manusia kita tak pernah luput dari rasa kehilangan.tks

    ReplyDelete
  2. Artikelnya keren! Jadi bisa memaknai arti kehilangan. Sebagai manusia kita tak pernah luput dari rasa kehilangan.tks

    ReplyDelete
  3. Terimakasih masbro, senang boleh berbagi dan sedikit menjadi saluran berkat dan inspirasi dari ibu Magdalena, sang empunya cerita.

    Makasih sudah berkenan membaca dan menitip kata. Sebuah kehormatan masbro boleh mendapat kunjungan dari masbro nggih.

    ReplyDelete