Melawat Indonesia
Dari
pulau ke pulau, kota ke kota, desa ke desa, sambung-menyambung itulah Indonesia.
Melawat Indonesia terkasih bukan
perkara mudah. Tanya saja orang-orang yang harus bepergian dari Jawa ke ujung
Indonesia, Fajar Republik, Merauke.
Saya sendiri berkali
alami apa itu yang disebut 'punggung patah'. Bayangkan harus terbang malam,
nyaris tengah malam, entah dari Jakarta atau Surabaya, transit setidaknya di tiga kota sebelum boleh menapak kaki
di Bandara Mopah, Merauke. Di tahun-tahun sebelumnya lebih mengerikan lagi. Total jenderal, anda
harus transit di lima kota! Turun-naik pesawat, mulai tengah malam hingga subuh-subuh, terbangun bersama mentari yang mengucek ufuk timur, sementara badan
belum jua mengaso. Ya, kalau tidak patah punggung, mungkin sudah remuk!
Ada cara lain melawat
Indonesia tercinta. Bangun pertemanan di sosial media seperti Facebook. Maksud
saya, anda secara sengaja mengorientasikan waktu online anda untuk melintasi zamrud katulistiwa, untaian mutiara tempat bangsa-bangsa menuai kata kata bijak sejak dahulu kala?
Zamrud Khatulistiwa |
Dalam konteks saya,
saya menemukan orang-orang yang fokus dengan passion, minat, profesi dan
idealismenya. Sungguh menyenangkan berjejaring dengan mereka. Mereka memampukan
saya melawat Republik Indonesia dengan bermakna. Semangat saya meningkat mengetahui bahwa
saya, mereka dan anda semua bekerja, berkreasi dan mengejar impian. Dari pulau
ke pulau, kota ke kota, desa ke desa, sambung-menyambung menjadi satu, itulah
Indonesia.
Nikmat apa yang
tersembunyi lagi apabila mengetahui bahwa Indonesia selalu menderap dinamis?
Mari kita ambil bagian
dalam Lawatan Digital ini.
Pemesanan:
0 Response to "Melawat Indonesia"
Post a Comment